Sahabatku, Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta
cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man
ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak
oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu).
Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga : (1) lebih suka
berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, (2) lebih
suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan (3)
lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang
lain/diri sendiri. Itulah sebabnya bagi orang yang telah jatuh cinta
karena Allah, maka ia lebih suka mengajak pasangannya berjuang dijalan
Allah, berharap keridhaan Allah, meraih kebahagiaan dengan ketakwaan
kepada Allah bukan hawa nafsu.
Sahabatku, jodoh yang diikat oleh ketakwaan kepada Allah akan membuat
bahtera rumah tangga menjadi kuat dan kokoh, perlakukanlah dengan
hormat pasangan kita, setia dan mencintai dengan setulus hati. Kehidupan
ini sangat dinamis, kebahagiaan, kesedihan, kebencian, senyuman semua
datang silih berganti. Jika pasangan saling memahami terus
ditumbuhsuburkan, maka akan selalu ada tunas cinta yang bersemi. Jika
tunas cinta terus bersemi akan selalu bunga-bunga yang bermekaran,
menebarkan semerbak harum wangi dipagi hari menyambut kehidupan yang
indah. Bersabarlah menghadapi kekurangan, saling menyayangi dan
mengasihi. Bila datang masalah dan konflik bukan saling menggugat
kelemahan dan mengeluh pengorbanan yang telah pernah kita lakukan namun
saling mengakui dengan setulus hati, memahami, memuji. Disinilah rahmat
Allah turun melimpahkan kembali sehingga cinta bersemi kembali, disela
hempasan badai dan gelombang samudra kehidupan yang datang siling
berganti.