Patung-patung itu dibangun oleh penduduk Polinesia antara tahun 1250 dan 1500.
Patung-patung batu raksasa berbentuk kepala manusia di
Easter Island telah lama menjadi misteri besar di dunia arkeologi.
Namun, misteri itu kini telah terkuak.
Penelitian ilmiah
patung-patung itu pertama kali dilakukan oleh penjelajah asal Inggris,
Katherine Routledge pada 1916. Penelitian itu menjelaskan peradaban luar
biasa masyarakat Moai yang tinggal di pulau Pasifik Selatan yang
berjarak 2.300 mil dari Chili.
Baru-baru ini, penelitian itu
dilakukan kembali. Hasilnya juga mengarah pada penemuan penting yang
telah dilakukan pada 95 tahun silam itu.
Dari penelitian ulang
itu diketahui, pertama, ternyata ada 1.042 dari angka-angka yang diukir
pada patung-patung itu. Bukan 887 seperti yang selama ini diyakini.
"Dalam
penelitian kami, telah menemukan 90 patung dan kami tahu telah
menemukannya lebih banyak," kata arkeolog asal Amerika Serikat, Jo Anne
Van Tilburg yang juga selaku kepala proyek penelitian ini sebagaimana
dilansir laman expres.co.uk.
Awalnya, patung-patung itu
diperkirakan dibuat secara serampangan, namun sekarang para peneliti
mengatakannya monolit yang menunjukkan sebuah masyarakat yang sadar
kelas.
"Tampaknya ada korelasi antara ukuran patung dan posisi sosial mereka yang mengukir itu," kata Dr Van Tilburg.
Satu
patung, secara utuh, memiliki tinggi 69 kaki dengan berat 270 ton.
Sedangkan di bagian yang menancap ke tanah dari beberapa patung memiliki
kedalaman sekitar 50 kaki.
Patung-patung itu dibangun oleh
penduduk Polinesia antara tahun 1250 dan 1500. Pembangunan ini
dimaksudkan untuk menggambarkan wajah hidup nenek moyang Moai yang telah
mati.
0 komentar:
Posting Komentar