30 Sep 2010

Cahaya Utara Capai Titik Terendah

Cahaya yang terlihat di belahan bumi utara menjadi sangat langka dalam beberapa dekade ini. Kejadian tersebut terkait periode 11 tahun siklus matahari.

Pernyataan ini diungkapkan Badan Meteorologi Finlandia. Cahaya utara atau aurora borealis umumnya mengikuti siklum matahari yang terjadi setiap 11 tahun. Frekuensi fenomena ini terus meningkat hingga maksimum kemudian menurun kembali sampai batas minimum. Siklus tersebut terus terulang.

“Siklus minimum matahari terjadi pada tahun 2008, namun kondisi minimum cahaya utara ini terus berada di titik minimum,” ujar ilmuwan Noora Partamies.

“Hanya dalam waktu setengah tahun, kita melihat banyak aktivitas. Namun, kita tidak benar-benar tahu apakah mereka telah keluar dari siklus minimum,” kata Partamies lagi.

Aurora borealis yang merupakan nyala api berwarna hijau di langit utara ini dipicu oleh angin matahari yang menabrak bumi kemudian ditarik oleh kutub magnet.

Persitiwa itu menciptakan elektron di bagian atmosfer yang dikenal sebagai ionosfer dan magnetosfer.

Jadi, peredupan cahaya ini merupakan sinyal bahwa aktivitas matahari yang menyebabkan angin matahari dan titik matahari juga menurun.

Bagi ilmuwan seperti Partamies, peristiwa tersebut untuk pertama kalinya dapat diamati melalui jaringan stasiun yang lebih modern.

Oleh karena itu, mereka bisa melihat apakah siklus matahari dapat membuat gangguan yang lebih parah.

"Kami menunggu untuk melihat apa yang terjadi di kondisi maksimum selanjutnya. Apakah akan terlambat atau memberi dampak lebih besar?" kata Partamies.


sumber: http://www.inilah.com

0 komentar:

Posting Komentar